Selasa, 25 September 2012

25 September 2012

Kalian tau gak gimana rasanya kehilangan cita-cita ? Kalau enggak lewat tulisan ini gue akan coba untuk memberitahu kalian bagaimana rasanya. Gue baru aja ngerasain hal itu. Gue baru lulus SMA dan ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Gue emang bukan anak yang rajin di sekolah. Gue di pandangan guru-guru mungkin anak di bawah rata-rata tapi itu bukan berarti gue bego (ini bukan sok). Semua hal terjadi pasti ada alesannya kan. Tapi di sini gue gak akan menjelaskan alesan itu. Walaupun di sekolah gue bukan salah satu anak yang prestasinya menonjol bahkan tergolong dalam anak yang gak peduli dengan pelajaran tapi gue tetep punya cita-cita seperti anak-anak yang lain. Tapi memang selama gue sekolah gue gak selalu malu untuk mengungkapkan cita-cita gue ke semua orang, karena gue gak mau mereka merendahkan gue nantinya, mereka pasti akan bilang "mimpi banget lu". Karena itulah gue menyimpan cita-cita itu hanya kepada beberapa orang saja. Okay cita-cita gue simpel banget untuk saat itu, gue cuma pengen masuk ke salah satu perguruan tinggi kedinasan di negara ini. Mungkin gue gak perlu sebut namanya kali ya. Dari awal gue kelas 3, gue kan emang gak pernah terlalu mikirin mau kemana pendidikan gue setelah lulus SMA ini. Hingga akhirnya gue jatuh cinta ma ptk yang satu ini. Gue bener-bener pengen menjadi salah satu mahasiswanya. Untuk bisa masuk PTK ini, nilai bahasa inggris harus di atas 7, dan di saat UN gue bener-bener memfokuskan untuk mencapai nilai itu. Ya cuma di pelajaran bahasa Inggris doang gue bekerja keras yang pelajaran lainnya lu tau lah bagaimana gue menjawabnya hahaha.

Setelah UN berakhir, gue memutuskan untuk memperdalam ilmu gue supaya gue bisa masuk PTK itu. Gue jauh-jauh pergi ke Jakarta hanya untuk mengikuti bimbel. Di saat gue memutuskan itu, gue gak peduli betapa ganasnya Jakarta apalagi untuk seorang gadis rumahan seperti gue. Keluar kota yang masih satu pula aja gue gak pernah eh malah keluar pulau sendiri. Gue bener-bener semangat banget, gue gak mikirin apapun. Gue cuma pengen cita-cita gue tercapai. Walaupun orang tua dengan berat melepas gue tapi doa mereka selalu mengiringi setiap langkah gue.
Ini untuk pertama kalinya gue bener-bener berjuang untuk sesuatu. Gue yang selama beberapa tahun ini sangat jarang belajar akhirnya di sana berubah. Gue bener-bener belajar di sana. Dan bahkan beberapa temen gue menganggap kalau gue pinter padahal seandainya mereka tau bagaimana kehidupan SMA gue.

Okay singkat cerita, setelah lama gue di Jakarta dan mengikuti bimbingan belajar untuk PTK itu, berita pendaftarannya belum juga di umumkan. Semangat gue semakin mengendur, hingga suatu hari gue harus menerima kenyataan yang sangat mengecewakan gue, sangat membuat gue 'jatuh'. Hidup gue berasa berenti saat itu. PTK itu ternyata gak di buka untuk tahun ini. Mungkin kata 'sakit banget' gak bisa buat mendeskripsikan gimana perasaan gue saat itu. Gue gak tau ternyata kehilangan cita-cita itu rasanya seperti itu. Gue shock. Gue gak nyangka. Gue kesel, kecewa. Gue ngerasa semua perjuangan gue, semua pengorbanan gue itu sia-sia. Terlebih lagi kalau gue inget kedua orang tua gue.

Dan yang lebih menyakitkan lagi, gue gagal sebelum gue mencoba. Gue mati di saat gue berjalan menuju peperangan yang bahkan batal terjadi.

Senin, 23 Juli 2012

24 Juli 2012

Aku memiliki sebuah cerita. Sebuah cerita masa lalu yang mungkin gak layak untuk dibuka lagi ceritanya. Namun tak apalah. Aku hanya ingin berbagi.

Cerita ini berawal ketika aku masuk SMP. Saat itu aku bertemu dengan seorang teman perempuan pada saat MOS. Aku satu kelas dengannya. Awal pertemuan kami menyisakan kesan gak enak. Aku ngerasa dia itu orang yang sok. Satu semester berlalu. Aku mulai dekat dengan dia. Awal semester 2 aku dan dia memutuskan untuk duduk sebangku. Semakin hari aku semakin dekat dengannya. Kami mulai saling mengenal satu sama lain. Kami mulai sering bermain bersama. Belajar bersama. Hari hari kami lalui bersama layaknya seorang teman dekat.

Saat menginjak kelas 2 aku mulai menemukan teman-teman baru dan mulai dekat dengan mereka. Aku mulai melupakan dia. Aku mulai jarang bersamanya. Dia juga memiliki teman baru. Kami memang masih satu kelas dan masih sebangku juga. Namun itu hanya sebatas itu saja. Menaiki kelas 3 semester akhir, pertemanan kami semakin memburuk. Aku mulai menjauhinya. Entah apa yang terjadi pada diriku. Saat kelas 3 kami menempati kelas yang sama dan menjadi teman sebangku. Pertemanan kami benar-benar buruk di akhir masa putih biru itu.

Dia memutuskan untuk meneruskan sekolahnya di luar kota. Aku gak peduli pas tau keputusnya itu. Hingga suatu hari, inbox-ku diisi oleh sms dari nomer tak dikenal yang ternyata dari dia. Aku lupa gimana persisnya isi sms itu. Tapi yang masih aku inget, dia bilang kalau dia kecewa dengan sikap aku sama dia. Dia pikir kami akan bisa bersahabat untuk selamanya. Dia menganggap kalau aku dan dia memiliki pemikiran yang sama. Dan di sms itu juga dia meminta maaf padaku. Dia juga mengatakan kalau dia akan pergi dan gak akan gangguin aku lagi. Dia bilang aku mungkin udah gak butuh dia lagi dan gak mau jadi sahabatnya lagi. Waktu pertama kali baca sms itu, aku belum tau kalau itu dia. Karena saat itu aku juga sedang ada masalah dengan seseorang. Dan saat aku tau kalo dia yang mengirimi sms itu, aku mulai merasa sedih. Aku memikirkan semua yang telah aku lakukan padanya. Aku merasa sangat bersalah. Dulu saat aku lagi ada masalah dengan teman baruku, dia yang pertama kali datang mengulurkan tangannya dan menemaniku. Dia yang ada bersamaku disaat aku menangis. Aku mengingat semua yang telah kami lakukan bersama. Aku menangis. Aku minta maaf ma dia dan aku minta dia untuk tetep jadi sahabat aku. Aku benar-benar merasa bersalah saat itu dan jujur saja sampai saat ini rasa itu masih ada.

Saat ini aku masih menjalin persahabatan dengannya. Namun entah kenapa saat ini aku mulai merasakan kejenuhan menjadi sahabatnya. Aku merasa dia bukanlah sahabat sesungguhnya yang Tuhan berikan kepadaku. Aku merasa akan ada orang lain yang akan menjadi sahabatku. Aku berusaha untuk melawan pemikiran itu. Aku mencoba untuk melawan rasa ini. Aku gak mau ngecewain dia untuk kedua kalinya. Enggak.

Minggu, 22 Juli 2012

23 Juli 2012

Keluarga dan masa depan adalah dua hal yang berhubungan satu sama lain. Banyak anak yang mengejar masa depan mereka hanya demi orang tua mereka. Bahkan ada beberapa anak yang menyerahkan masa depan mereka kepada orang tua mereka. Entah itu dalam hal karir maupun pasangan hidup. Aku kadang tak mengerti bagaimana bisa mereka menyerahkan kehidupan yang akan mereka jalani kepada orang selain dirinya sendiri walaupun itu adalah orang tua mereka. Mereka rela menjalani perkuliahan atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat dan hatinya. Begitu pula dengan mereka yang menjalani sisa hidup mereka dengan seseorang yang tidak mereka cintai hanya karena alasan ingin membalas budi kepada orang tua. Mungkin aku tak akan pernah bisa mengerti mengapa semua itu bisa terjadi hingga aku merasakan sendiri berada di dalam kondisi seperti itu. Namun aku tak pernah berharap untuk berada dalam kondisi itu.

Aku beruntung karena orang tuaku bukanlah tipe orang tua yang seperti itu. Mereka selalu memberikanku kesempatan untuk memilih jalan hidupku sendiri. Mungkin karena sifat keras kepalaku ini yang membuat mereka enggan berdebat denganku. Mereka membebaskanku untuk mengambil jalanku sendiri namun bukan berarti mereka melepas tanggung jawab begitu saja. Di samping semua keputusanku itu, ibarat berada di dalam sebuah kantor atau kerajaan, orang tuaku adalah tim penasehat. Setiap pertimbangan yang aku cetuskan selalu mendapat komentar dari mereka. Orang tuaku selalu memberikan wejangan tentang semua apa yang ingin aku lakukan. Sekiranya mereka menganggap hal itu tidak baik untukku, mereka pasti akan mengatakannya dan mengajakku mencari jalan keluarnya.

Aku senang memiliki orang tua seperti mereka. Aku bisa menjadi lebih bebas untuk memilih masa depan mana yang ingin aku jalani di masa mendatang. Mereka berjanji akan selalu berada di belakangku, menemaniku dengan doa di setiap langkah, akan selalu bersedia membantu di saat aku terjatuh. Aku yakin mereka akan selalu ada bersamaku.

Ketika dulu aku memutuskan untuk mengejar masa depan yang sedang aku usahakan ini, mereka memberikan banyak hal kepadaku. Mereka memberikan kepercayaan padaku, memberikan dorongan moril dan materil. Mereka selalu ada untukku. Di saat aku lelah atau jenuh dalam perjalanan ini mereka selalu mengingatkanku untuk selalu maju. Mereka selalu bisa mengbangkitkan semangatku untuk terus berjuang di 'medan perang' ini. Mungkin mereka gak sadar seberapa besar kekuatan suara, kata-kata, dan kalimat yang mengalir dari mulut mereka.

Mungkin dulu aku sering mengabaikan semua yang mereka katakan namun sekarang aku baru menyadari betapa luar biasa kedua orang tuaku. Mereka adalah manusia terhebat di dunia ini.

Jumat, 06 Juli 2012

6 Juli 2012

Aku memasuki babak baru dalam kehidupanku saat ini. Aku telah berubah jauh dari sebelumnya. Semoga perubahan ini adalah perubahan yang baik. Aku sangat merasakan perubahan dalam diriku ini. Kehidupan yang penuh dengan liku-liku dan berbagai macam masalah mengajarkanku untuk bisa lebih dan menjalani semuanya dengan cara yang sebelumnya aku tidak mengerti.

Kehidupan masa kecilku yang sangat menyenangkan dan sangat jauh dari masalah dan segala kerumitan dalam hidup, sudah lama meninggalkanku. Aku telah memasuki masa awal dalam kehidupanku yang sebenarnya. Kehidupan orang dewasa. Aku tau saat ini aku masih berada di ambang pintu kehidupan yang sebenarnya. Aku masih jauh dari pintu kehidupan, aku harus melewati beberapa jalan untuk bisa menggapainya. Dan aku pun tau untuk mencapainya akan butuh pengorbanan. Pengorbanan yang harus bisa aku lewati. Aku tidak perlu merasa takut akan semua hal itu. Selama masih ada Allah, kedua orangtuaku, dan keluargaku, aku yakin aku akan bisa melewatinya.

Kehidupanku saat ini terasa jauh lebih menyenangkan daripada di masa lalu. Namun aku tidak menyesali masa lalu itu. Karena tanpa masa lalu aku tidak akan pernah berada di masa kehidupan yang sekarang ini. Begitu banyak hal yang masa lalu ajarkan padaku. Dan tak ada yang perlu aku sesali dari masa itu.

Dan, inilah hidupku yang sekarang. Bagian yang akan menentukan masa depanku.

Minggu, 22 April 2012

Ayah~

Dear ayah,
Aku tak tau harus menuliskan ini darimana, begitu banyak hal yang ingin kuungkapkan kepadamu namun bibir ini tak pernah bisa menyampaikannya kepadamu. Melalui tulisan yang mungkin takkan pernah kau baca ini lah aku akan mengungkapkan sedikit dari apa yang ingin kusampaikan kepadamu.

Ayah, aku adalah gadis kecilmu yang kini telah beranjak dewasa. Aku lah gadis kecil yang dulu kau timang. Aku lah gadis kecilmu, ayah. Aku telah beranjak dewasa kini. Aku bukan gadis kecil lagi. Kau sudah tak akan sanggup untuk menimangku lagi, aku terlalu besar untuk hal itu.

Ayah, aku yakin kau pasti masih ingat dulu di saatku tertidur di ruang tv, engkau selalu menggendongku untuk kembali ke kamar tidurku. Bahkan di saat badanku sudah mulai membesar kau masih tetap melakukaknnya. Aku merindukan saat berada di dalam gendonganmu. Namun, aku sadar kalau itu takkan pernah terjadi lagi.


Ayah, aku sudah beranjak dewasa kini. Dulu di saat aku memasuki usia remaja, aku mulai menjauh darimu. Aku sibuk dengan teman-temanku. Aku mulai malu untuk dekat denganmu. Aku minta maaf. Aku tidak pernah berniat untuk melakukan hal itu. Aku benar-benar minta maaf.

Ayah, di saat usiaku semakin remaja, aku mengenal yang namanya cinta. Aku semakin jauh darimu, namun kau malah semakin mencoba mendekat padaku. Apakah kau tidak mau kehilanganku sehingga kau melakukan itu ? Apakah kau tak ingin cintaku terkuras habis untuk kekasihku sehingga tak ada sedikitpun cinta yang tersisa untukmu ?

Ayah, aku ingat di saat aku merasakan patah hati, kau ada untukku. Walaupun kau tak secara langsung membelaiku dan menghapus air mataku, namun aku yakin kau telah melakukannya dengan hatimu.

Ayah, saat aku merasakan sakit, aku tau kau juga merasakan itu. Di saat aku bahagia, engkau pun pasti merasakan kebahagiaan itu walaupun terkadang kau membenci hal yang membuat kubahagia namun kau tetap ikut berbahagia untukku.

Ayah, apakah engkau tau betapa bangganya aku memiliki ayah sepertimu ?
Aku mungkin takkan pernah bisa mengatakan ini kepadamu secara langsung, namun aku hanya ingin menitipkan pesan ini kepada Tuhan, semoga engkau bisa merasakan apa yang aku rasakan.
Semoga engkau tau bahwa aku sangat mencintaimu..

Rabu, 11 April 2012

Ketika Cinta Mendekat

Ketika cinta itu mulai datang mengetuk pintu hatiku, ada perasaan takut yang kurasakan. Aku merasa takut untuk membiarkannya masuk ke dalam hatiku. Aku tak ingin bila nanti aku telah mempersilakannya masuk, dia akan menghancurkan semua yang ada di sana. Menghancurkan hatiku yang telah dengan susah payah aku tata kembali. Aku tak ingin merasakan sakit kembali.

Dulu aku pernah bilang kalau aku enggak mau jatuh cinta lagi sampai saatnya bener-bener tiba. Saat ini aku merasanya waktunya masih sangat belum tepat. Aku merasa masih sangat belum siap untuk mempersilakan seseorang memasuki hatiku kembali. Masih banyak hal yang harus kutata di dalam sana. Aku ingin jika suatu hari nanti akan ada seseorang yang mengetuk pintu hatiku, aku akan mempersilakannya masuk ke dalam hati yang sangat indah agar dia tak ingin keluar lagi bahkan untuk menengok melalui jendala pun tidak.
Aku ingin jika kelak akan ada orang yang mengetuk pintu hatiku, dia akan tetap berada di sana selamanya. Menghadapi hidup ini selalu bersama dengan diriku. Aku ingin dia menjadi yang terakhir dan selamanya. Aku ingin hanya maut Tuhan lah yang akan memisahkanku kelak dengannya.

Salahkah bila aku menginginkan hal itu ? Apakah keinginanku itu terlalu tinggi untuk bisa kugapai ?

Minggu, 01 April 2012

Weird Story Part 2

Setelah pengamen itu pergi, datang lah seorang lelaki bertubuh kekar dengan tangan yang dia sembunyikan di punggungnya.
"Buset, ada apaan neh ? Kabur nyok. Daripada bonyok ntar kita di sini." kata Shella sambil berdiri, bersiap-siap untuk pergi.
Laki-laki kekar itu semakin dekat dengan mereka. Keempat gadis itu bertambah ketakutan.
"Waah, jangan-jangan yang dia sembunyiin d belakang punggungnya itu piso, kapak, ato entah apa lah.  Yang pasti itu barang yang berbahaya." kata Dini.
"Huaaaa, Kaburrrrrr !!!!" teriak Nanda.
Saat laki-laki kekar itu sudah sampai di tempat mereka. Nanda, Shella, dan Dini langsung berlari meninggalkan Andira yang sedang asyik dengan minumannya.
Laki-laki itu memegang pundak Andira. 
"Apaan sih ? Gue lagi asik ne" balas Andira tanpa berpaling dari minumannya.
"Andira. Andira !" teriak Nanda.
"Apaan sih ?" kata Andira sambil mengangkat pandangannya dari minuman. Betapa kagetnya Andira saat melihat siapa yang memegang pundaknya itu. Andira berusaha sekuat tenaga untuk bisa terlepas dari jeratan laki-laki kekar itu. Namun apa daya. Laki-laki itu jauh lebih kuat darinya.
"Mas, ampun. Jangan apa-apain saya. Orang tua saya gak punya uang buat bayarin biaya rumah sakit, Kasihani saya, Mas. Tolong jangan di apa-apaan ya. Ini deh ambil, Mas. Ambil minuman saya. Gak apa-apa deh" kata Andira sambil menyodorkan minumannya yang hanya tertinggal 1/3 gelas. "Saya ikhlas, Mas. Beneran deh. Yang penting saya gak di apa-apain."

"Iya, Mas. Ambil aja itu minumannya. Gak apa-apa kok. D makan ama gelas-gelasnya juga gak apa-apa. Kalo mau nambah lagi juga gak apa-apa kok mas. Yang penting temen kita gak di apa-apain. Iya kan , guys ?" kata Shella dengan suara yang keras.
"Iya bener, Mas. Nambah aja. Gak apa-apa kok. Asal bayar sendiri" kata Dini dengan suara yang pelan.

Laki-laki itu masih saja memegangin pundak Andira. Andira yang pundaknya di pegang laki-laki itu sudah sangat ketakutan. Keringat dingin mulai membasahi badannya. Andira memejamkan matanya. Mulutnya komat-kamit. Entah dia sedang berdoa atau sedang bernyanyi.

Laki-laki kekar itu membuka mulutnya, "Aduh mbak mbak ini. Kalian berlebihan deh. Eke ke sini kan cuma buat ngamen doang. Neh" dia menunjukan seperangkat alat mengamennya. "Apa eke segitu menyeramkannya sampai  ye ye kabur pas eke dateng" ucap laki-laki itu dengan tampang sedih.

Andira yang dari tadi terpejam langsung membuka matanya. Dia melongo memandangi laki-laki kekar itu. Sedangkan ketiga sahabatnya yang berada beberapa meter darinya hanya bisa tertawa terbahak-bahak mendengar laki-laki itu. Mereka pun mulai mendekat ke meja tempat Andira dan laki-laki itu berada.
"Mas, bukannya gitu. Jangan salah paham dong. Mas gak menyeramkan kok. Beneran deh. Tapi cuma horor doang. Jadinya kita kabur deh." kata Shella.
"Horor ma menyeramkan apa bedanya ?" Laki-laki itu mulai menangis.
"Ya ampun, Mas, eh , Mbak. Aduh manggilnya apa sih." kata Dini.
"Nah kan, kalian manggil aku aja gak tau mau pakai panggilan apaan. Aku emang menyedihkan." tangis laki-laki itu semakin menjadi.
"Yaah lo berdua. Dia jadi nangis kan sekarang. Ribet deh jadinya." kata Nanda.
"Huaaaaaaa. Kalian semua jahat. Kalian gak ada yang bisa ngertiin aku. Kalian jahat." kata laki-laki itu. Dia kemudian berlari menjauhi keempat gadis itu.

"Buaahhahaahhaaa." Andira yang sedari tadi terbengong tertawa terbahak-bahak. Mengagetkan sahabat-sahabatnya yang masih tersihir oleh kelakuan laki-laki kekar itu.
"Ooh Tuhan. Ini jaman apaan sih. Kenapa semua orang aneh banget hari ini ?" kata Shella setelah tersadar dari hipnotis laki-laki kekar itu.
"Ho-oh. Jaman edan emang. Ckck" sambung Dini.
"Yaudahla, lama-lama di sini gue bisa jadi gila. Pulang yuk." ajak Nanda.
"Iya aja deh. Yuk" sambung Andira.



To be Continue~

Sabtu, 24 Maret 2012

Minggu, 25 Maret 2012

Pagi ini keinget dia lagi. Kemarin keinget dia juga. Dua hari yang lalu juga keinget dia. Selalu keinget dia. Udah beberapa hari ini dia selalu muncul di mimpiku. Kenapa ? Aku udah bersyukur di dunia nyata dia gak pernah muncul lagi, tapi kenapa dia malah munculnya di pikiran dan mimpiku ? Ooh, Tuhan please, buang dia jauh-jauh dari hidupku. Aku ingin melupakannya. Aku gak mau dia ada lagi dalam hidupku. Apa sesusah itu untuk ngeilangin dia dari hidupku ?

Setiap kali keinget dia, cuma rasa sakit doang yang ada di hati. Aku udah coba untuk nginget kenangan yang indah bareng dia tapi selalu aja gak bisa numbuhin rasa bahagia di hati. Selalu gak bisa menciptakan senyuman di wajahku. Terlalu dalam dan sakit luka yang dia berikan di hidupku.

Kenangan buruk itu selalu berputar-putar diingatanku. Seperti sudah sangat melekat. Walaupun semuanya sudah berlalu sangat lama, tapi luka itu masih tetap saja seperti ini. Masih terasa seperti saat pertama kali dia memberikannya. Semua kejadian itu seperti terulang kembali di dalam kepalaku dan itu yang membuatku ingin menangis namun entah kenapa air mata ini sudah tak bisa mengalir lagi. Sesakit itukah hati ini sampe air mata pun sudah tak bisa keluar lagi ? Terlalu lelahkah mataku untuk menangis karena mu ?

Aku ingin bisa mengenang dia didalam kebahagiaan namun aku tak bisa. Rasa sakit ini terlalu menguasaiku. Semua kenangan indah dan kebahagiaan itu sirna hanya karena karena luka ini. Semua itu terkubur oleh luka ini. Yang tersisa didalam diriku tentangmu hanyalah rasa sakit yang di sebabkan oleh luka ini yang aku tak tau kapan akan bisa disembuhkan.

Selasa, 20 Maret 2012

Catch Me If You Can





Catch Me If You Can adalah judul film yang diadaptasi dari kisah hidup seorang Frank William Abagnale Jr. Film Catch Me If You Can adalah film tahun 2002.Emang ini film lama dan telat banget untuk di posting tapi siapa tau aja ada diantara kalian yang belum tau tentang. Film ini diperankan oleh Leonardo DiCaprio yang berperan sebagai Frank W. Abagnale Jr, Christopher Walken sebagai ayah Frank, Jr, Frank Abagnale, Sr, Nathalie Baye sebagai Paula Abagnale, ibu Frank, Tom Hanks sebagai Carl Hanratty, seorang agen FBI yang memburu Frank sepanjang film ini tapi pada akhirnya Carl dan Frank menjadi sahabat baik, dan masih banyak lagi pemain lainnya. Di dalam film ini, Frank yang asli ikut ambil bagian. Dia muncul sebagai polisi perancis yang menangkap Frank dalam film ini. Film ini disutradarai oleh Steven Spielberg.



Frank W. Abagnale Jr bersama Leonardo DiCaprio





Real Frank (kanan) dan Movie Frank (kiri)



Film ini harus, musti, dan kudu untuk kalian tonton. Film yang keren banget. Pas pertama kali tau kalau film ini diadaptasi dari kisah nyata, cuma satu kata yang bisa keluar dari mulut saya, just 'WOW'. Gak percaya aja kalo ternyata ada orang yang bisa berbuat kayak gitu, Menipu banyak orang disaat usianya masih muda banget. Kalo cuma di film aja sih gak akan kayak gitu banget responnya. Tapi ini kisah nyata, bro. Kata-kata 'I can't believe' gak bisa berenti terucap dari mulut saya pas baru selesei nonton film ini dan tau kalo ternyata yang saya tonton tadi pernah terjadi di kehidupan nyata, bukan cuma di film. It's amazing, wonderful. Gak ada kata lain untuk film ini selain KEREN BANGET. Kalian wajib nonton film ini.


Yang udah nonton atau yang baru selesei nonton, silakan komen yaa, gimana pendapat kalian tentang film ini. Thank you, guys.



Kalo kalian mau liat foto-foto film ini silakan buka link ini atau kalau mau liat videonya silakan buka ini. Untuk yang mau download filmnya, langsung aja ke ganool.com atau ke situs penyedia film lainnya. Happy Watching, guys.

Frank William Abagnale Jr



Frank William Abagnale Jr lahir di  Bronxville, New York, USA
27 April 1948 dengan IQ 136 adalah seorang konsultan keamanan Amerika Serikat yang terkenal karena sejarah sebagai seorang ahli dalam memalsukan cek, menyamar dan melarikan diri. Ia menjadi terkenal pada tahun 1960-an karena berhasil memalsukan cek senilai 2.5 juta di 26 negara selama lima tahun, dimulai ketika ia berusia 16 tahun.
Dalam proses ini, dia mengaku telah diasumsikan tidak kurang dari delapan identitas terpisah, berhasil meniru seorang pilot maskapai penerbangan, seorang dokter, seorang agen Biro Penjara dan pengacara. Ia melarikan diri dari tahanan polisi dua kali, semua terjadi sebelum dia berumur 21 tahun. Kisah hidup dia telah dinspirasikan dalam film Catch Me If You Can dan dia menguraikan hidupnya melalui buku tentangnya dengan nama yang sama. Saat ini ia adalah seorang konsultan dan dosen di kantor akademi Biro Investigasi Federal. Dia juga menjalankan sebuah perusahaan konsultasi penipuan keuangan yaitu Abagnale & Associates.



Frank W. Abagnale, menyamar.


Frank W. Abagnale



Frank W. Abagnale tahun 2007





Untuk melihat videonya silakan klik di sini dan untuk melihat fotonya silakan klik di sini.













Minggu, 18 Maret 2012

Weird Story

Pada sebuah malam yang dipenuhi bintang-bintang, Andira dan teman-temannya sedang berkumpul di sebuah warung dadakan di salah satu jalan kota. Di saat mereka tengah asyik mengobrol tiba-tiba datang seorang pengemis. Yang namanya pengemis pastilah dia datang untuk meminta-minta.
"Mbak, kasihani saya. Anak, cucu, dan istri saya belum makan seharian ini." kata pengemis itu.
"Ooh my god, kasihan banget bapak ini. Anak bapak berapa ?" tanya Dini.
"Anak saya ada 8 orang, mbak"
"Whaaat ?" Andira terkaget. "Kok bisa banyak banget sih anaknya, pak ? Emang gak pake KB apa ? Kalo anaknya udah banyak gitu kan sekarang jadi ribet. Bapak kenapa gak kerja yang lain aja sih ? Bapak kan masih sehat gitu."
"Aduh mbak-mbak ini kok banyak nanya sih. Mau ngasi apa enggak sebenernya ?"
"Enggak" Jawab Andira, Dini, Shella, dan Nanda.
"Dasar cewek-cewek kere" kata pengemis itu sambil berjalan meninggalkan mereka.
"Waaah, dasar pengemis songong. Sok lu. Baru jadi pengemis aja udah kayak gitu. Apalagi jadi pejabat." teriak Andira.
Pengemis itu berbalik dan berkata, "Masalah buat lo ?"
Mendengar perkataan pengemis itu, sontak keempat gadis itu langsung tertawa terbahak-bahak.
"Anjir, pengemisnya gawl banget. Hahaa" kata Shella sambil memegangi perutnya yang sudah sakit karena tertawa.
"Ho-oh, bener. Pengemis zaman sekarang emang udah keren-keren." lanjut Nanda.
"Hahaaa" Keempat gadis itu masih saja tertawa hingga sebuah suara mengagetkan mereka.

"Permisi mbak. Numpang ngamen ya."
"Boleh aja tapi gak gratis loh." kata Dini.
"Aelah mbak. Gue ngamen disini wat dapet duit. Kalo gue bayar, mending gue gak usah ngamen aja."
"Yakin gak mau ?" kata Nanda.
"Yakin lah mbak. 100%" kemudian pengamen itu berlalu dari keempat gadis itu.
"Mas, ini pertanyaan saya yang terakhir kalinya. Apakah anda yakin ?"
Pengamen itu berbalik, "YAKIN" teriak pengamen itu.


TO BE CONTINUE

Jumat, 16 Maret 2012

Senyumanku

Senyuman itu sudah tak sulit lagi untuk kuberikan padanya
Senyuman itu sudah tak menimbulkan sakit lagi
Senyuman itu sudah tak dipaksakan lagi

Aku sudah mulai bisa memberikan senyuman kepadanya
Senyuman yang tulus tanpa paksaan
Entah apa yang membuatku bisa melakukannya
Aku tak peduli
Ini adalah pertanda baik untuk hatiku

Terima kasih, Tuhan
Sedikit demi sedikit engkau mengembalikan diriku
Mengembalikan senyuman dan hatiku

Kamis, 15 Maret 2012

Kenangan dan Kesakitan

Kenangan itu terkadang membuatku ingin tersenyum
Namun ada saja yang menghalangi senyumanku
Kepedihan dan kesakitan yang telah kau berikan itulah yang menghalanginya

Setiap kenangan itu hadir dalam pikiranku
Hanya rasa sakit yang terasa
Aku ingin mengenangnya dalam kebahagiaan
Namun aku hanya takut untuk terjatuh di dalam kenangan itu
Dan tak dapat kembali menjalani hidupku di masa sekarang ini

Kenangan itu seperti telah terkalahkan oleh kesakitan yang kau buat dalam hati dan hidupku
Kesakitan yang menghadang kenangan masa lalu

Rabu, 14 Maret 2012

First Poem~

aku ingin mencintai
aku ingin di sakiti
orang lain lagi
hanya untuk menghapuskan kenangan bersama dengan dirinya
dirinya yang telah menyakitiku
aku tak ingin selalu teringat tentang dirinya
teringat tentang kesakitan yang dia berikan kepadaku
aku merasa dengan adanya orang yang membuatku jatuh cinta dan menyakitiku selain dia , itu akan membuatku tidak terlalu memikirkan dirinya .
pikiranku akan terbagi pada dua orang ,
tidak hanya terfokus pada dirinya saja .
aku tau , jalan yang kuambil ini untuk sebagaian orang adalah jalan yang salah ,
namun , aku tak tau lagi harus berbuat apa untuk menghilangkan perasaan sakit hatiku ini
perasaan sakit yang dia berikan .
sangat sulit untuk tidak memikirkannya
sangat sulit untuk melupakannya
dan sangat sulit untuk tidak merasa sakit .


Minggu , 21 Agustus 2011